Institute of Tropical Disease

October 2017

Uncategorized

{:en}Visiting Professor Dr. Shinzo Izumi presented a Guest Lecture on Leprosy patients human right and its implication on policy making in Japan.{:}{:id}Kunjungan Prof. Dr. Shinzo Izumi mempresentasikan Kuliah Tamu tentang pasien Kusta hak asasi manusia dan implikasinya terhadap pembuatan kebijakan di Jepang{:}

{:en}As a part of the Universitas Airlangga World Class University (WCU) program, visiting professor and senior leprosy researcher Dr. Shinzo Izumi presented a Guest Lecture in front of more than 80 participants. This lecture was hosted by ITD on Wednesday, 25 October 2017 and was targetted at postgraduate students (medical, public health, and social sciences), social workers, medical practicioners and leprosy control officers from Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota/Kabupaten. Although Dr. Izumi has a lot of experience in leprosy research along with his extended knowledge on the immunology and latest development on leprosy transmission, he chose to cover the human right aspect to raise awareness on the other needs of leprosy patients that are often unmet. Talking retrospectively from the pre-scientific era, how the Norwegians first encountered the disease outbreak and how it was handled until the major change comes as the science progress. Dr. Izumi also shared how the disesase first entered Japan and what impacts it had brought socially and culturally to his home country. Dr.Izumi’s lecture was put into context by Dr.Phil. Toetik Koesbardiati from the Social and Political Science Faculty (FISIP) of Universitas Airlangga on the second segment of the lecture. As an anthropologist, Dr. Koesbardiati had been taking interest in the historical and sociocultural aspect of leprosy in Indonesia. She had long researched the origin of the disease in Indonesia as well as the different socio-cultural impacts of living with leprosy patients in different ethnic groups in Indonesia. Prof. Indropo Agusni, dr., Sp.KK(K), acting as the moderator of the lecture, concluded from the two speakers that a better understanding of leprosy disease, not only in medical context but also from the sociocultural point of view, needs to be continually updated and will result in a better acceptance of leprosy patients in the society.{:}{:id}Sebagai bagian dari program Universitas Airlangga World Class University (WCU), profesor tamu dan peneliti kusta senior Dr. Shinzo Izumi mempresentasikan Kuliah Tamu di depan lebih dari 80 peserta. Kuliah ini diselenggarakan oleh ITD pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 dan ditargetkan pada mahasiswa pascasarjana (medis, kesehatan masyarakat, dan ilmu sosial), pekerja sosial, praktisi medis dan petugas kontrol kusta dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota / Kabupaten. Meskipun Dr. Izumi memiliki banyak pengalaman dalam penelitian kusta bersamaan dengan pengetahuannya yang luas tentang imunologi dan perkembangan terakhir pada transmisi kusta, dia memilih untuk mencakup aspek hak asasi manusia untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan pasien kusta lainnya yang seringkali tidak terpenuhi. Berbicara secara retrospektif dari era pra-ilmiah, bagaimana orang Norwegia pertama kali menemukan wabah penyakit dan bagaimana penanganannya sampai perubahan besar terjadi saat kemajuan sains. Dr. Izumi juga menceritakan bagaimana orang yang baru pertama kali memasuki Jepang dan dampak apa yang telah dibawa secara sosial dan budaya ke negara asalnya. Dari kiri ke kanan: Prof. Indropo A., dr., SpKK (K) (Kepala Laboratorium Kusta di ITD), dr. Cita Rosita SP, Sp.KK (Sekretaris Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas Airlangga), Dr. Shinzo Izumi (Visiting Professor UNAIR 2017), Dr. Phil. Toetiek Koesbardiati (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga) Kuliah Dr.Izumi dimasukkan ke dalam konteks oleh Dr.Phil. Toetik Koesbardiati dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga di segmen kedua ceramah. Sebagai antropolog, Dr. Koesbardiati telah memperhatikan aspek historis dan sosiokultural kusta di Indonesia. Dia telah lama meneliti asal penyakit ini di Indonesia serta berbagai dampak sosial budaya hidup dengan pasien kusta di berbagai kelompok etnis di Indonesia. Prof. Indropo Agusni, dr., Sp.KK (K), bertindak sebagai moderator ceramah, menyimpulkan dari kedua pembicara bahwa pemahaman penyakit kusta lebih baik, tidak hanya dalam konteks medis tapi juga dari sudut pandang sosiokultural, perlu terus diperbarui dan akan menghasilkan penerimaan yang lebih baik terhadap pasien kusta di masyarakat.{:}

Uncategorized

{:en}ITD placed 3rd and 4th on the Airlangga sport competition celebrating Dies Natalis UNAIR 2017{:}{:id}ITD menempati juara 3 dan 4 dalam lomba senam Universitas Airlangga{:}

{:en}“Mens Sana In Corpore Sano” – In a healthy body there’s a healthy mind. On Sunday (22/10), Universitas Airlangga hosted the annual event celebrating Dies Natalis UNAIR 2017 – the founding day of the university.  The two teams representing the Institute of Tropical Diseases (ITD) competed in the sport competition known as Senam Bugar Airlangga, securing themselves the 3rd and 4th place. Prita Prametya Kirana, the research staff of leprosy laboratory in ITD who is also the coach of the ITD contingents, said that “despite the ongoing research and events happening in the office, we have to maintain our health through sport and avoid sedentary lifestyle”. She added that, “what is also important is that every competitions teach us a good sportsmanship in addition to boost our confidence and expand our networks within the university. This is a good attribute to have as a researcher.” The 3rd place was won by Heni Puspitasari, drh. (Member of Toxoplasma Study Group), Wahyu Setyarini, S.Si (Member of the Bacterial Diarrhea Study Group), Radita Yuniar A., S.Si (Member of the Bacterial Diarrhea Study Group), Agnes Dwi SP, S.Si (Member of the Tuberculosis group), and Zakaria Pamoengkas, S.Si (Member of the IJTID journal division) The 4th place was won by One Asmarani, S.Si, M.Farm (Member of Proteomics Study Group), Virginia A. Ferandra, A.Md (Member of Tropical Disease Diagnostic Center), Yani Rachmawati, SKM. (Member of Tropical Disease Diagnostic Center), Nungki Putri Wibowo (Member of Tropical Disease Diagnostic Center), and Teguh Hari Sucipto, S.Si (Member of Dengue Study Group).{:}{:id}”Mens Sana In Corpore Sano” – Dalam tubuh yang sehat ada pikiran yang sehat. Pada hari Minggu (22/10), Universitas Airlangga menyelenggarakan acara tahunan yang merayakan Dies Natalis UNAIR 2017 – hari pendiri universitas tersebut. Kedua tim yang mewakili Institut Penyakit Tropis (ITD) berkompetisi dalam kompetisi olahraga yang dikenal dengan nama Senam Bugar Airlangga, yang mengamankan posisi ke-3 dan ke-4. Prita Prametya Kirana, staf penelitian laboratorium kusta di ITD yang juga merupakan pelatih kontingen ITD, mengatakan bahwa “walaupun ada penelitian dan kejadian yang sedang berlangsung di kantor, kami harus menjaga kesehatan melalui olahraga dan menghindari gaya hidup”. Dia menambahkan bahwa, “yang juga penting adalah bahwa setiap kompetisi mengajarkan kepada kita sebuah sportivitas yang baik, selain untuk meningkatkan kepercayaan diri dan memperluas jaringan kita di dalam universitas. Ini adalah atribut yang bagus untuk dimiliki sebagai peneliti. ” Juara ketiga dimenangkan oleh Heni Puspitasari, drh. (Anggota Kelompok Studi Toxoplasma), Wahyu Setyarini, S.Si (Anggota Kelompok Studi Diare Bakteri), Radita Yuniar A., ​​S.Si (Anggota dari Kelompok Studi Diare Bakteri), Agnes Dwi SP, S.Si (Anggota kelompok Tuberkulosis), dan Zakaria Pamoengkas, S.Si (Anggota dari divisi jurnal IJTID){:}

Scroll to Top