{:en}UNAIR NEWS –Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga was appointed to hold World Class Professor (WCP) program by Ministry of Research, Technology and Higher Education. UNAIR is trusted to hold the program and develop partnerships with professors or experts from the Nobel winner in Top 100 World Universities.
Head of UNAIR Prof. Maria Lucia Inge Lucida, dr., M.Kes., Ph.D., Sp.MK(K), said that the partners of ITD UNAIR in WCP program are Tokyo University and Oita University, two universities among eleven institutions at Top 100 World University in collaboration with Ministry of Research, Technology and Higher Education. UNAIR is one of the five universities to hold WCP program besides UI, UGM, ITB and Undip.
Tokyo University established in 1877, was the first Japanese national university with Graduate School of Medicine specialized in international health (School of International Health). Oita on the other hand is Top 100 Rising Star University based on the Nature Index.
”UNAIR got WCP scheme A, institutional and receives supports from professor/expert on research, general lecture, workshops and joint publication. Lecturers, master’s and doctoral students, researchers or even enthusiasts from outside UNAIR can participate in it,” said Prof. Inge.
It is a multi-year program for three years from 2017 to 2019. For the first year, there will be research collaboration and initiation Global Satellite Laboratory Research Center, reputable international journal publication Q1/Q2-SJR Scimago, and initiation of double degree master program Tropical Health Science.
“WCP is expected to increase the number of lecturers with doctoral degrees, to improve intellectual property rights and international joint publication and innovation in research and technology,” added Prof. Inge, the professor of FK UNAIR.
UNAIR is holding WCP with ”Improvement of Research Capacity of Digestive System Infection Disease in Indonesia. Molecular Epidemiology and Identification of Active Compound in Plants” as a theme. The program will be focused on research in Helicobacter pylori and Entamoeba histolitica infection.
To date, there have been three professors coming to ITD and sharing their knowledge in ITD UNAIR, Prof. Tomoyoshi Nozaki, Ph.D from Tokyo University. He established Global Satellite Research of Entamoeba. He shared his knowledge on new methods of sample preparation, provided easier and more accurate method of cell culture, provided a guidance on data analysis and processing bioassay anti amoeba and anti malaria. Prof. Nozaki was accompanied by Entamoeba and Malaria research group coordinated by Dr. Aty Widyawaruyanti and Myrna Adianti, Ph.D.
From School of Tropical Medicine and Global Health, Nagasaki University, there was Daniel Ken Inaoka, Ph.D. He studies molecular infectious disease and he provided knowledge on Plasmodium falciparum, enzyme production and malaria bioassay technique.
WCP UNAIR also presented Takashi Matsumoto, Ph.D., from Department of Environment and Preventive Medicine, Oita University of Medicine. He excels in molecular epidemiology and his research is on Helicobacter pylori. His visit to ITD UNAIR was for a workshop on Cultivation technique of Helicobacter pylori and Metagenomic Analysis in collaboration with dengan Muhammad Miftahussurur, MD., Ph.D, expert of Halicobacter pylori ITD UNAIR.{:}{:id}Lembaga Penyakit Tropis (LPT/Institute of Tropical Disease) Universitas Airlangga meraih program World Class Professor (WCP) dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dengan demikian UNAIR dipercaya sebagai penyelenggara program yang menghadirkan kerjasama dengan professor/ahli dari lembaga peraih Nobel di universitas ranking 100 besar dunia.
Dijelaskan oleh Ketua LPT UNAIR Prof. Maria Lucia Inge Lucida, dr., M.Kes., Ph.D., Sp.MK(K), mitra LPT UNAIR dalam program WCP ini adalah Tokyo University dan Oita University, dua universitas diantara sebelas lembaga berperingklat 100 besar dunia yang bekerjasama dengan Kemeristekdikti RI. UNAIR merupakan satu dari lima universitas di Indonesia yang dipercaya melaksanakan program WCP. Yang lain diantaranya UI, UGM, ITB dan Undip.
Tokyo University yang berdiri 1877 ini merupakan universitas nasional pertama di Jepang, dimana Graduate School of Medicine-nya merupakan pascasarjana pertama yang memiliki spesialisasi kesehatan internasional (School of International Health). Sedang Oita merupakan Top 100 Rising Star University berdasarkan Nature Index.
”UNAIR memperoleh program WCP skema A, institusional, dan memperoleh bantuan professor/ahli dengan kegiatan penelitian, kuliah umum, seminar, workshop dan publikasi bersama. Kegiatan ini bisa diikuti oleh dosen, mahasiswa S2 dan S3, peneliti, bahkan peminat dari luar UNAIR,” kata Prof. Inge, panggilan akrabnya.
Dirancang program ini multy years selama tiga tahun mulai 2017 hingga 2019. Tahun pertama ini kegiatannya berupa kerjasama riset dan inisiasi Global Satellite Laboratory Research Center, publikasi jurnal internasional bereputasi Q1/Q2-SJR Scimago, dan inisiasi program studi double degree Magister Ilmu Kesehatan Tropis.
“Dengan program WCP ini diharapkan akan memacu percepatan jumlah dosen dengan kualifikasi S3, meningkatkan jumlah HAKI dan publikasi internasional bersama dan inovasi di bidang riset dan teknologi,” tambah Prof. Inge, Guru Besar FK UNAIR ini.
Dengan semangat mencapai kemajuan itu, UNAIR melaksanakan WCP dengan mengangkat tema ”Peningkatan Kapasitas Riset Penyakit Infeksi Saluran Cerna di Indonesia. Epidemiologi Molekuler dan Identifikasi bahan Aktif dari Tanaman”. Pada program ini akan difokuskan pada riset di bdiang infeksi Helicobacter pylori dan Entamoeba histolitica.
Hingga saat ini sudah tiga Guru Besar ahli yang datang “berbagi” di LPT UNAIR. Yang pertama Prof. Tomoyoshi Nozaki, Ph.D dari Tokyo University. Ia memantapkan Global Satellite Research of Entamoeba. Selain itu juga menambah pengetahuan tentang metode baru dalam persiapan sampel, memberikan tambahan informasi cara-cara mudah dan akurat metode cell culture, dan membimbing proses analisa dan pengolahan data bioassay anti amoeba dan anti malaria. Prof. Nozaki didampingi Studi Group Entamoeba dan Malaria yang dikoordinir Dr. Aty Widyawaruyanti dan Myrna Adianti, Ph.D.
Kemudian dari School of Tropical Medicine and Global Health, Nagasaki University, datang Daniel Ken Inaoka, Ph.D. Professor yang aktif meneliti penyakit infeksi secara molekuler ini memberikan ide baru dalam penelitian Infectious Disease. Ia juga memberikan tambahan informasi cara-cara baru, mudah dan akurat metode cell culture, khususnya pada Plasmodium falciparum, pembuatan enzim dari rekombinan dan teknik bioassay malaria.
WCP UNAIR juga menghadirkan Takashi Matsumoto, Ph.D., dari Department of Environment and Preventive Medicine, Oita University of Medicine, center yang maju dalam penelitian epidemiologi molekuler, yang salah satu penelitian unggulannya tentang Helicobacter pylori. Kunjungan Prof. Takashi di LPT UNAIR ini juga diisi dengan workshop Teknik Kultivasi Helicobacter pylori dan Metagenomic Analysis berkolaborasi dengan Muhammad Miftahussurur, MD., Ph.D, pakar Halicobacter pylori LPT UNAIR.{:}