{:en}Biothreat Management Strategies Become Reference for Indonesian Ministry of Health{:}{:id}Berita Strategi Penanganan Biothreat Jadi Acuan Kementrian Kesehatan Indonesia{:}

{:en}“Indonesia’s geographical and demographic position face the potential biothreats and terrorism in chemical weapons. It can threaten the national health security affecting both the economy and environmental aspects, “said TNI Major General Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S (Head of Army Health Center).

In the INSBIOMM international conference held by UNAIR on August 28, Dr. Tugas said that there is a need for health coordination, collaboration, and integration from the government, community, business sector and military support. Such collaborative strategies will make it easier for countries to solve the problem of disease transmission to millions of people around the world.

“As part of the national health system, the Indonesian military’s health center has a role in managing biothreat and embracing various elements of health institutions in Indonesia,” he said.

Dr. Tugas also said that several strategies must be done by various parties including improving the ability of human resources in handling the case. Second, developing a biothreat organization in the field health unit. Third, developing bio-vaccines and BSL-3 and finally fulfilling health support facilities.

“These four things are strategies in preparing Indonesia and world’s health security. Of course, it will also support the minister of health in managing biothreat, ” he concluded.

The international conference was officially closed on August 28. The activity received many positive responses from military figures and academics from various countries. The meeting is expected to be the beginning of a plan developed by the UNAIR Institute for Tropical Diseases (ITD) in the future.

Source : news.unair.ac.id, Author : Khefti Al Mawalia (PIH Unair){:}{:id}“Posisi geografis dan demografis Indonesia memiliki potensi ancaman biothreats dan terorisme senjata kimia. Hal itu dapat mengancam keamanan kesehatan nasional yang berdampak pada ekonomi, dan aspek lingkungan,” papar MayGen. TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S (Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat).

Dalam konferensi internasional INSBIOMM yang digelar oleh UNAIR (28/08) Dr. Tugas mengatakan dibutuhkan adanya kapasitas kesehatan dalam segi koordinasi, kolaborasi dan integrasi dari pemerintah, komunitas, sektor bisnis serta dukungan militer.  Strategi kolaborasi semacam itu akan mempermudah negara dalam memecahkan persoalan penyebaran penyakit pada jutaan orang di seluruh dunia.

“Sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional, pusat kesehatan TNI Indonesia memiliki peran dalam memanagement biothreat dan merangkul berbagai elemen institusi kesehatan di Indonesia,” tuturnya.

Lanjut Dr. tugas, Ada beberapa strategi yang harus dikukan oleh berbagai pihak diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menangani kasus tersebut. Kedua,  mengembangkan organisasi biothreat pada unit kesehatan lapangan. Ketiga, mengembangkan bio-vaksin dan BSL-3 dan terakhir yaitu memenuhi fasilitas pendukung kebutuhan kesehatan.

“Empat hal tersebut merupakan strategi dalam mempersiapkan tingkat keamanan kesehatan indonesia hingga dunia. Dan tentu juga akan mendukung menteri kesehatan dalam melakukan managemen biothreat,” tutupnya.

Perlu diketahui, gelaran acara konferensi internasional itu resmi ditutup. Kegiatan tersebut menuai banyak tanggapan positif mulai dari tokoh militer dan akademisi dari berbagai negara. Pertemuan itu diharapkan menjadi awal dari rencana yang dikembangkan oleh Lembaga Penyakit Tropis (LPT) UNAIR di masa mendatang.

Sumber : news.unair.ac.id, Penulis : Khefti Al Mawalia (PIH Unair){:}

Leave a Reply