{:en}The threat of infectious diseases has the potential to kill thousands and even millions of people every year. The threat appears as an outbreak that can damage public health, national security, and integrity. The disease consists of influenza, tuberculosis, malaria, infections that are resistant to antibiotics, HIV/AIDS.
Responding to this problem, Institute of Tropical Desease (ITD) Universitas Airlangga (UNAIR) in collaboration with Indonesian National Army Health Center (PUSKES TNI) held an international conference titled Infectious Disease, Biothreats and Military Medicine (INSBIOMM) on Tuesday, August 27. The conference was designed to facilitate and disseminate research by scientists and professionals in dealing with infectious diseases in Indonesia, particularly those relating to military health. Selected papers are planned to be published in Scopus indexed journals.
It was attended by Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. CMA, Rector of Universitas Airlangga, Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.d., K-GH., FINASIM, Vice Rector I, Col (MC) Iwan Tri Hapsoro, MD., M.Derm., M.AvMed., FINSDV., FAADV, Emiley S Kelley, Mark D.Lim, Ph.D., PMP, Prof. Maria Inge Lusida, dr., M.Kes., PhD., Sp.MK(K), Prof. drh. Wiku Adi Sasmito, M.Sc., Ph.D, MajGen (Ret). Ben Yura Rimba, dr., MARS and lecturers, Health Agency of Indonesian Navy, Army and Air Force.
The event which was held in Garuda Mukti Hall, 5th Floor, Campus C, was opened by Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. In his remarks, Prof. Nasih said that with an international conference and research collaboration between researchers, it was hoped that it could produce innovations in preventing and resolving health problems related to infectious diseases in Indonesia based on their geographical location. Given that many diseases appear in various parts of the world and transmitted through animals. Thus, we must prepare in preventing and bring innovation in dealing with these problems.
“Disease can also potentially be misused in bioterrorism,” he said.
Prof. Nasih said that in handling and preventing diseases, collaboration in a multi-sector is needed. The collaborative concept in detecting animal, human and environmental health is the main alternative in improving health data and preventing transmission from around the world. There will be suggestions from various researchers, academics, and professionals to detect diseases early in responding to national health safety.
“All these actions are aimed at strengthening national health security,” he said.
Meanwhile, Prof. dr. Soetjipto, M.S., PhD revealed that in developing strategies to diagnose, prevent, and treat several infectious diseases that tend to increase every year, preparation in terms of facilities and capacity of strong human resources in various sectors is needed.
For this reason, in providing a better understanding, there is a need for contribution, collaboration, and communication between researchers in implementing global health safety. Based on research topics such as biochemistry, bioactive natural products, immunology, and several other infectious diseases discussed at this conference is expected to prepare the country’s health sector.
“It is very important to prepare the country’s capacity in responding to the threat of infectious disease. This research collaboration is expected to increase and can be implemented daily for world health safety, ” he added.
Source : news.unair.ac.id, author : Khefti Al Mawalia (PIH UNAIR){:}{:id}Ancaman penyakit menular berpotensi membunuh ribuan bahkan jutaan orang setiap tahunnya. Ancaman itu muncul sebagai wabah yang dapat merusak kesehatan masyarakat, keamanan dan integritas nasional. Penyakit itu terdiri dari influenza, TBC, malaria, infeksi yang kebal akan antibiotik, HIV/AIDS.
Menyikapi persoalan tersebut, Institut Tropical desease (ITD) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (PUSKES TNI) menggelar konferensi internasional bertajuk Infectious Disease, Biothreats and Military Medicine (INSBIOMM) pada Selasa (27/8/2019). Konferensi itu dirancang untuk menfasilitasi dan menyebarluaskan penelitian para ilmuwan dan profesional dalam menangani penyakit menular yang ada di Indonesia, utamanya tentang berkaitan dengan kesehatan militer. Makalah terpilih rencananya akan diterbitkan dalam jurnal terindeks scopus.
Hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak (Rektor UNAIR), Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.d., K-GH., FINASIM (Wakil Rektor I), Col (MC) Iwan Tri Hapsoro, MD., M.Derm., M.AvMed., FINSDV., FAADV, Emiley S Kelley, Mark D.Lim, Ph.D., PMP, Prof. Maria Inge Lusida, dr., M.Kes., PhD., Sp.MK(K), Prof. drh. Wiku Adi Sasmito, M.Sc., Ph.D, MajGen (Ret). Ben Yura Rimba, dr., MARS beserta dosen, Dinas Kesehatan Angkatan Laut, Dinas Kesehatan Angkatan Darat dan Dinas Kesehatan Angkatan Udara.
Acara yang dilangsungkan di Aula Garuda Mukti Lantai 5, Kampus C itu dibuka langsung oleh Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. Dalam sambutannya Prof Nasih mengatakan dengan adanya konferensi internasional dan kolaborasi riset antar peneliti diharapkan dapat menghasilkan inovasi dalam mencegah dan menuntaskan masalah kesehatan yang berkenaan dengan penyakit menular yang ada di Indonesia berdasarkan letak geografisnya. Mengingat banyaknya penyakit yang muncul di berbagai belahan dunia dan ditularkan melalui hewan. Hal itulah yang harus dipersiapkan dalam mencegah dan melahirkan inovasi dalam menangani masalah tersebut.
“Penyakit juga bisa berpotensi dapat disalahgunakan dalam bioterorisme,” ungkapnya.
Lanjut Prof Nasih, dalam rangka mempercepat penanganan penyakit maka kolaborasi dalam multisektor sangat dibutuhkan. Konsep kolaboratif dalam mendeteksi kesehatan hewan, manusia dan lingkungan menjadi alternatif utama dalam meningkatkan data kesehatan dan pencegahan penularan dari belahan dunia. Diharapkan adanya saran dari berbagai peneliti, akademisi, profesional untuk dapat mendeteksi penyakit lebih awal dalam menyikapi keamanan kesehatan nasional.
“Semua tindakan tersebut untuk memperkuat keamanan kesehatan nasional,” ujarnya.
Sementara itu Prof. dr. Soetjipto, M.S., PhD mengungkapkan, dalam mengembangkan strategi untuk mendiagnosa, mencegah, dan mengobati beberapa penyakit menular yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Maka perlu adanya persiapan dalam segi fasilitas dan kapasita SDM yang kuat di berbagai sektor.
Untuk itu, dalam memberikan pemahaman yang lebih baik maka perlu adanya kontribusi, kolaborasi dan komunikasi antar peneliti dalam mengimplemntasikan keamanan kesehatan global. Berdasarkan topik penelitian seperti biokimia, produk alami bioaktif, imunologi dan beberapa penyakit menular lainnya yang akan dibahas dalam konferensi kali ini diharapkan mampu mempersiapkan kapasitas negara dalam kesehatannya.
“Kali ini menjadi amat penting untuk merapikan kapasitas negara dalam menyikapi segala ancaman penyakit. Kolaborasi riset ini diharapkan dapat meningkat dan dapat diimplementasikan dalam sehari-hari untuk keamanan kesehatan dunia,” tambahnya.
Sumber : news.unair.ac.id, Penulis : Khefti Al Mawalia (PIH Unair){:}