{:en}Naringin: Potential Anticancer Compound in Citrus Fruit for Various Health Benefits{:}{:id}Naringin: Senyawa Antikanker yang Potensial pada Buah Jeruk untuk Berbagai Manfaat bagi Kesehatan{:}

{:en}

The use of herbal medicine with the slogan "back to nature" is on the rise lately, but can everything in nature be effective in helping alleviate health problems experienced by humans?

Natural resources including herbs and their extracts have been used in traditional medicine for the treatment of many ailments. Today, people are returning to using original compounds from plants. Although currently developing synthetic drugs in the pharmaceutical industry, herbal medicine still has its own appeal to consumers, including cancer treatment.

Cancer is a serious disease that is very deadly throughout the world. Cancer does not just happen, but there are several processes that make cells and organs become cancerous because of the abnormal cell division that occurs continuously without stopping. Cancer is caused due to various factors such as exposure to chemicals, environment, dietary factors, and unhealthy living.

There are several cancer treatment options at this time, starting from surgery, radiation and chemotherapy, but all of them have positive and negative impacts depending on the severity of the cancer at the stage suffered by. The anticancer agent must be able to kill cancer cells without causing side effects to normal cells or healthy cells by means of apoptosis. Apoptosis itself is a cell death program that occurs normally when these cells are no longer needed by the body or it can also be due to the failure of cells to repair themselves because they are triggered by internal disorders. There are several drug candidates that meet these criteria, one of which is naringin.

A recent literature has revealed that naringin is a potential anticancer compound. Naringin is a polyphenol compound that is naturally found in oranges. Citrus plants are included in the Rutaceae family, which includes fruits such as lime, lemon, mandarin, and bali. Oranges are consumed primarily as fresh or raw material for juices or canned as a segment. In addition, citrus fruits can also be used in the food, beverage, cosmetic, and pharmaceutical industries such as additives, spices, cosmetic ingredients, and chemoprophylactic drugs.

Naringin also gives a bitter taste when we consume orange juice. Naringin concentrations were found to be higher when the fruit was young than when the fruit was ripe. Biologically naringin is a flavanone glycoside formed from two rhamnose units attached to its aglycone parts, namely naringenin and neohesperidose flavanones. Naringin has the molecular formula C27H32O14 and a molecular weight of 580.4 g / mol.

Naringin has been widely used as a research compound both in vitro and in vivo. Generally naringin is hydrolyzed to aglycon naringenin by oral lactasephlorizin hydrolase and intestinal microflora. Naringin is absorbed rapidly within the first 15 minutes to 3 hours after oral administration. Naringin is highly lipophilic and is spread to almost all organs of the body with the highest concentration in the stomach and the lowest in the brain. Naringin is also concentrated in the liver and bile by an active transport process.

Many studies have revealed that naringin is a potential anticancer compound in inhibiting the proliferation of cancer cells, including colon, pancreatic, stomach, breast, liver and lung cancers. Naringin is also reported to prevent the formation of new blood vessels at the metasatis stage of tumors and induce apoptosis in cancer cells. An in vivo study documented citrus fruits into powder (13.7 g / kg) or isolated naringin (200 mg / kg) was reported to suppress proliferation and increase apoptosis through anti-inflammatory activity. Naringin has also been shown to help suppress colon cancer development and inhibit the development of breast tumors induced by 5 mg of DMBA.

In conclusion, naringin is commonly found in citrus fruits and has been proven to have anticancer properties from in vitro and in vivo studies, however, further further trials such as clinical trials for future treatment are still needed.

Written by: Amaq Fadholly, Arif N. M. Ansori, and Teguh Hari Sucipto

Source : news.unair.ac.id

{:}{:id}Penggunaan obat herbal dengan slogan “kembali ke alam” memang sedang naik daun belakangan ini, namun apakah semua yang ada di alam bisa efektif dalam membantu meringankan masalah kesehatan yang dialami oleh manusia?

Sumber daya alam termasuk tumbuhan dan ekstraknya telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan banyak penyakit. Saat ini, orang-orang kembali menggunakan  senyawa asli dari tumbuh-tumbuhan. Meski saat ini sedang berlangsung pengembangan obat sintetis di industri farmasi, pengobatan herbal masih tetap mempunyai daya tarik sendiri bagi konsumennya, termasuk pengobatan kanker.

Kanker merupakan penyakit serius yang sangat mematikan diseluruh dunia. Kanker tidak terjadi begitu saja, namun ada beberapa proses yang menjadikan sel maupun organ menjadi sebuah kanker karena ketidaknormalan pembelahan sel yang terjadi secara terus menerus tanpa henti. Kanker disebabkan karena berbagai faktor seperti paparan bahan kimia, lingkungan, faktor makanan, dan hidup tidak sehat.

Ada beberapa pilihan pengobatan kanker saat ini, mulai dari operasi, penyinaran maupun kemoterapi, namun semuanya memiliki dampak positif dan negative masing-masing tergantung tingkat keparahan kanker pada stadium yang diderita. Agen antikanker harus dapat membunuh sel kanker tanpa menimbulkan efek samping pada sel normal atau sel yang sehat dengan cara apoptosis. Apoptosis sendiri merupakan progam kematian sel yang terjadi secara normal ketika sel tersebut sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh atau juga bisa kerana gagalnya sel memeprbaiki diri karena terpicu oleh gangguan internal. Ada beberapa kandidat obat yang memang memenuhi kriteria tersebut, salah satunya adalah naringin.

Sebuah literatur terbaru telah mengungkapkan bahwa naringin merupakan senyawa potensial sebagai antikanker. Naringin adalah senyawa polifenol yang secara alami terdapat pada jeruk. Tanaman jeruk termasuk dalam famili Rutaceae yaitu termasuk buah-buahan seperti jeruk nipis, lemon, mandarin, dan bali. Jeruk dikonsumsi terutama sebagai bahan segar atau mentah untuk jus atau kalengan sebagai segmen. Selain itu, buah jeruk juga bisa digunakan di bidang makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi industri seperti aditif, rempah-rempah, bahan kosmetik, dan obat kemoprofilaktik.

Naringin juga memberikan rasa pahit pada saat kita mengkonsumsi jus jeruk. Konsentrasi naringin ditemukan lebih tinggi pada saat buah masih muda dibandingkan buah sudah masak. Naringin secara biologis merupakan glikosida flavanon yang terbentuk dari dua unit rhamnose yang melekat pada bagian aglikonnya yaitu flavanon naringenin dan neohesperidosa. Naringin memiliki rumus molekul C27H32O14 dan berat molekul 580,4 g/mol.

Naringin sudah banyak digunakan sebagai senyawa penelitian baik secara in vitro maupun in vivo. Umumnya naringin dihidrolisis menjadi aglycon naringenin oleh lactasephlorizin hydrolase dan mikroflora usus secara oral. Naringin diserap dengan cepat ke dalam waktu 15 menit pertama sampai 3 jam setelah pemberian oral. Naringin bersifat sangat lipofilik dan disebarkan ke hampir seluruh organ tubuh dengan konsentrasi tertinggi terdapat di perut dan terendah di bagian otak. Naringin juga terkonsentrasi di hati dan empedu dengan proses transpor aktif.

Banyak penelitian yang telah mengungkapkan bahwa naringin merupakan senyawa antikanker yang potensial dalam menghambat proliferasi sel kanker, termasuk jenis kanker usus, pankreas, lambung, payudara, hati dan paru-paru. Naringin juga dilaporkan dapat mencegah pembentukan pembuluh darah baru pada tahap metasatis tumor, serta menginduksi apoptosis pada sel kanker. Sebuah studi in vivo mendokumentasikan buah jeruk menjadi bubuk (13,7 g/kg) atau naringin terisolasi (200 mg/kg) dilaporkan dapat menekan proliferasi dan meningkatkan apoptosis melalui aktivitas anti-inflamasi. Naringin juga menunjukkan dapat membantu menekan perkembangan kanker usus besar dan menghambat perkembangan tumor payudara yang diinduksi oleh 5 mg DMBA.

Sebagai kesimpulan, naringin banyak ditemukan di buah jeruk dan sudah terbukti berkhasiat sebagai antikanker dari penelitian secara in vitro dan in vivo, namun memang masih diperlukan uji lanjutan lebih dalam seperti uji klinis untuk pengobatan di masa depan.

Ditulis oleh:  Amaq Fadholly, Arif N. M. Ansori, dan Teguh Hari Sucipto

Source : news.unair.ac.id{:}

Leave a Reply