{:en}Aedes sp. is a mosquito that can act as a vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). This mosquito contains the dengue virus (DENV) which comes from the blood of people with dengue fever. Dengue virus consists of four types of serotypes, namely DENV-1, DENV-2, DENV-3 and DENV-4. Aedes aegypti mosquito is the main vector causing DHF, while Aedes albopictus is a secondary vector causing DHF. The adult Aedes albopictus mosquito is characterized by a basic black color with white patches on the body and legs. These white spots are actually scales attached to the outside of the mosquito’s body. On the back chest (mesonotum) of Aedes aegypti there are white curved lines left and right, and in the middle there are two longitudinal white lines that resemble a harp instrument while Aedes albopictus has only one white line.

In this report, we observe the presence of Dengue virus in Aedes albopictus from the area of ​​the Institute of Tropical Disease, Universitas Airlangga. Our observations started from mosquito identification, RNA preparation and extraction, RNA purity testing with Nanodrop Spectrophotometer, converting RNA to cDNA with the Reverse Transcriptase enzyme, DNA amplification with the Polymerase Chain Reaction method using Lanciotti et al 1992 primers, electrophoresis, and DNA visualization with UV transilluminators. The mosquitoes that were collected were identified as female Aedes albopictus mosquitoes based on microscopic observation, there was a thick white line on the mesonotum without two curved lines and the antennae were like threads with short hair. DNA visualization amplified by UV transilluminators showed that there was a band containing dengue virus serotype 2 (DENV-2). This is consistent with previous research in 2013, DENV-3 emerged when DENV-1 became the most cases during 2008-2013. It has been predicted that DENV-3 will emerge next year. In fact, it turned out that DENV-3 did become an epidemic in 2013-2016. This suggests the possibility that our newly discovered DENV-2 could become an epidemic in the future. So that this research can be used as an effort to help health workers to monitor and get ready for the eradication of the outbreak in the future.

Authors: Teguh Hari Sucipto, Shifa Fauziyah, Aulia Azzahra, Lucky Vera Oktavia, Muhammad Fariz Naviyanto, et al.

Source : news.unair.ac.id

The complete article can be seen at the following link: http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=10885&iid=320&jid=3

(Preliminary Study of Dengue Virus Serotype on Aedes Mosquitoes in Endemic Area, Surabaya, Indonesia, January 2020){:}{:id}Aedes sp. merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini mengandung virus dengue (DENV) yang berasal dari darah penderita demam berdarah. Virus dengue terdiri dari empat jenis serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama penyebab DBD sedangkan Aedes albopictus adalah vektor sekunder penyebab DBD. Nyamuk Aedes albopictus dewasa memiliki ciri-ciri berwarna hitam dasar dengan bercak putih pada badan dan kaki. Bintik putih ini sebenarnya adalah sisik menempel di bagian luar tubuh nyamuk. Di dada punggung (mesonotum) Aedes aegypti terdapat garis lengkung putih kiri dan kanan, serta di ditengahnya ada dua garis putih memanjang yang menyerupai instrumen harpa sedangkan Aedes albopictus hanya memiliki satu garis putih.

Dalam laporan ini, kami mengamati keberadaannya virus Dengue di Aedes albopictus dari area Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga. Pengamatan kami dimulai dari identifikasi nyamuk, preparasi dan ekstraksi RNA, uji kemurnian RNA dengan Nanodrop Spektrofotometer, mengubah RNA menjadi cDNA dengan enzim Reverse Transcriptase, Amplifikasi DNA dengan metode Polymerase Chain Reaction menggunakan primer Lanciotti dkk 1992, elektroforesis, dan visualisasi DNA dengan UV transilluminator.

Nyamuk yang berhasil dikumpulkan diidentifikasi sebagai nyamuk Aedes albopictus betina berdasarkan pengamatan dengan mikroskop terdapat satu garis putih tebal pada mesonotumnya tanpa dua garis lengkung dan antenanya seperti benang dengan rambut pendek.

Visualisasi DNA hasil amplifikasi oleh transilluminator UV menunjukkan bahwa terdapat pita mengandung virus dengue serotipe 2 (DENV-2). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya pada 2013, DENV-3 muncul ketika DENV-1 menjadi kasus terbanyak selama 2008-2013. Sudah diprediksi bahwa DENV-3 akan berjangkit tahun depan. Nyatanya, ternyata DENV-3 benar-benar menjadi sebuah wabah di 2013-2016. Ini menunjukkan kemungkinan bahwa DENV-2 yang baru kami temukan bisa menjadi wabah di masa depan. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya membantu petugas kesehatan untuk memantau dan bersiap-siap untuk pemberantasan wabah tersebut di masayang akan datang.

Sumber : news.unair.ac.id

Penulis: Teguh Hari Sucipto, Shifa Fauziyah, Aulia Azzahra, Lucky Vera Oktavia, Muhammad Fariz Naviyanto,  dkk.

Artikel selengkapnya dapat dilihat pada link berikut: http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=10885&iid=320&jid=3

(Preliminary Study of Dengue Virus Serotype on Aedes Mosquitoes in Endemic Area, Surabaya, Indonesia, January 2020){:}